?

  5 KECELAKAAN PESAWAT YANG TERJADI DI INDONESIA


    Indonesia pernah mengalami beberapa insiden terkait dengan masalah keselamatan penerbangan di masa lalu, termasuk perawatan yang buruk, pelatihan pilot, kegagalan komunikasi atau mekanis, dan masalah kontrol lalu lintas udara. Data dari Jaringan Keselamatan Penerbangan menunjukkan, Indonesia merupakan tempat terburuk di Asia untuk bisnis penerbangan, dengan 104 kecelakaan dan 2.353 kematian terkait.

Berikut adalah 5 kecelakaan pesawat yang pernah terjadi di Indonesia,


1.       Garuda Indonesia GA-152 di Deli Serdang, Sumut pada 1997

Peristiwa ini merupakan salah satu kecelakaan terburuk di Indonesia dengan jumlah korban sebanyak 234 orang. Pesawat ini lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Polonia, Medan pada 26 September 1997.

Pesawat ini direncanakan mendarat pada pukul 13.58 WIB. Namun beberapa menit sebelum mendarat pesawat yang dipiloti Capt. Rachmo Wiyogo itu menabrak perbukitan Sibolangit.

2.        Mandala Airlines RI 091 di Medan, 2005

Insiden pesawat Mandala Airlines jatuh terjadi pada 5 September 2005. Pesawat nomor penerbangan RI-091, meledak dan menewaskan 94 penumpang dan 5 awak pesawat. Selain itu 50 warga yang berada di dekat lokasi kejadian turut tewas.

Pesawat jenis Boeing 737-200 buatan tahun 1981 ini meledak tidak lama setelah lepas landas dari Bandara Polonia, Medan, pada pukul 10.06 WIB. Badan pesawat menabrak pagar landasan dan kemudian menghantam kawasan perumahan.

KNKT mengambil kesimpulan pesawat Mandala Airlines naas itu lepas landas dengan konfigurasi lepas landas yang salah.

3.       Adam Air KI-574 di Selat Makassar pada 2007

Tahun Baru 2007 diawali berita menyedihkan dari dunia penerbangan kala pesawat milik maskapai Adam Air jatuh di Selat Makassar. Pesawat Boeing 737-400 buatan tahun 1990 itu sedang menerbangi rute Surabaya-Manado.

Jumlah penumpang terdiri dari 96 orang yang terdiri dari 85 orang dewasa, 7 anak-anak, 5 balita, 4 awak kabin serta pilot dan kopilotnya. Hanya saja tak ada jasad korban yang ditemukan.

Flight Data Recorder (FDR) baru berhasil diangkat pukul 12.29 WIB tanggal 27 Agustus 2007 di kedalaman 2.000 meter. Sedangkan Cockpit Voice Recorder (CVR) ditemukan pukul 10.00 WIB tanggal 28 Agustus di kedalaman 1.900 meter.

4.       AirAsia QZ8501 di perairan Kalimantan Tengah pada 2014

Pesawat milik maskapai AirAsia ini hilang kontak setelah 50 menit lepas landas dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur. Rencananya pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 akan menuju Singapura pada 28 Desember 2014.

Pesawat tipe Airbus A320 dengan registrasi PK-AXC tersebut mengangkut 155 penumpang dan 7 kru. KNKT belakangan merilis hasil investigasi penyebab kecelakaan tragis itu.

Faktor cacat komponen pesawat, perawatan pesawat, dan awak pesawat yang tidak melakukan prosedur disebut berkontribusi atas peristiwa jatuhnya pesawat AirAsia itu.

5.       Lion Air JT-610 di Karawang, Jawa Barat pada 2018

Peristiwa kecelakaan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT-610 terjadi pada 29 Oktober 2018. Pesawat naas ini rencananya terbang menuju Pangkal Pinang setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta.

Penerbangan ini menggunakan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8. Boeing 737 MAX 8 saat itu dikenal baru saja dirilis oleh pabriknya. Baru 13 menit mengudara pesawat tersebut tiba-tiba hilang kontak sekitar pukul 06.33 WIB.

Sebanyak 189 orang yang terdiri dari 179 penumpang dewasa, 1 penumpang anak, 2 bayi, 2 pilot, 5 kru dinyatakan tewas dalam jatuhnya pesawat di lepas pantai Kabupaten Karawang, Jabar tersebut.

Investigasi menyebutkan penyebab jatuhnya pesawat tersebut adalah faktor Computer Controlled Stability System yang dikenal sebagai MCAS (Maneuvering Characteristic Augmentation System).


 CARA MENYUSUN TESK PIDATO YANG BAIK DAN BENAR

Pidato adalah pengungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yang ditujukan kepada orang banyak untuk menyatakan selamat, menyambut kedatangan tamu, memperingati hari-hari besar tertentu, dan berbagai bentuk kegiatan lainnya. Pada hakikatnya pidato termasuk seni monolog dalam keterampilan berbicara. Pidato bersifat dua arah, yaitu pembicara harus memperhatikan lawan bicaranya walaupun pembicara lebih banyak mendominasi pembicaraan.

Agar kita dapat berhasil dalam melakukan pidato yang baik dan benar, kalian dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

1.   Menentukan Tujuan

Menentukan tujuan pidato merupakan suatu hal yang sangat penting. Tujuan suatu pidato sangat berpengaruh dalam menentukan topik pembicaraan, menentukan batasan topik, serta berpengaruh dalam menentukan gaya dan bahasa pidato yang akan dilakukan.

2.   Menentukan/Memilih Topik Pembicaraan

Tentukan topik pidato secara relevan dan menarik. Topik pidato harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan audiens. Suatu kesalahan yang fatal jika topik suatu pidato tidak sesuai dengan tujuan pidato. Misalnya, tujuan pidato untuk menyambut peringatan HUT RI, sedangkan topik pidato membicarakan ”sejarah kemerdekaan Jepang” atau ”perlunya memperingati hari besar keagamaan”. Selain itu, topik yang akan disampaikan haruslah menarik dan sesuai dengan kebutuhan audiens, sehingga audiens akan secara saksama mengikuti uraian pidato.

3.   Membatasi Topik Pembicaraan

Suatu pidato tidak mungkin dapat disampaikan secara terperinci dalam waktu yang singkat dan terbatas. Oleh sebab itu membatasi topik pembicaraan akan sangat membantu dalam mengefektifkan materi pembicaraan sehingga tersampaikan secara tepat dan menarik. Pembicaraan yang terlalu melebar akan meninggalkan kesan kurang jelas pada audiens.

4.   Mengumpulkan Bahan-bahan

Kumpulkan bahan atau materi pidato yang sesuai dengan topik yang akan dibicarakan. Bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari buku-buku, ensiklopedi, majalah, surat kabar, informasi/ berita TV, atau dapat juga dengan melakukan wawancara dengan seorang ahli dalam bidang tertentu.

5.   Menyusun Bahan

Uraian pidato yang hendak disampaikan, biasanya diawali kalimat pembuka, pendahuluan, isi, kesimpulan, dan diakhiri kalimat penutup. Berikut penjelasannya:

A.Kalimat Pembuka/Salam

Pembuka Pada bagian pertama uraian suatu pidato biasanya diawali kalimat pembuka berbentuk susunan kalimat sapaan dengan maksud memberi penghormatan, mengkondisikan atau menarik perhatian audiens agar memperhatikan pembicara.

B.  Pendahuluan

Pada bagian ini biasanya orator mengawali pembicaraan dengan ucapan syukur, kemudian dilanjutkan dengan memberi sedikit gambaran pada audiens topik yang akan dibicarakan, latar belakangnya, mengapa topik pembicaraan itu penting. Agar menarik perhatian, pada bagian ini dapat juga diawali dengan suatu pertanyaan atau pernyataan yang dapat merangsang keingintahuan audiens.

C.   Bagian isi

Bagian ini merupakan bagian pokok pidato. Pada bagian ini uraian penjabaran topik pidato secara keseluruhan. Rincilah topik pembicaraan menjadi butir-butir penting pembicaraan sesuai batasan topik yang direncanakan. Gunakanlah kalimat sapaan setiap peralihannya, atau gunakanlah kata rincian pertama …, kedua …, ketiga …, akhirnya …, selanjutnya …, langkah pertama …, langkah kedua …, dan lain-lain.

 

D.   Penutup

Akhir suatu pidato biasanya berbentuk kesimpulan, harapan, permohonan maaf, dan salam penutup. Kesimpulan hendaknya jangan hanya disampaikan dalam satu atau dua kalimat, tetapi hendaknya merupakan rangkuman butir-butir penting rincian topik yang dinyatakan dalam satu atau dua paragraf.